Viale della Moschea, 85 00197 Rome, Italy
+39 06 808 2258
Kota Roma, yang dibangun Romus dan Romulus, dan saat ini merupakan pusat agama Kristen Katolik dunia dengan dipenuhi gereja-gereja. Kota kuno nan cantik itu begitu tersohor dibelahan dunia. Ibu kota negara Republik Italia ini menjadi pusat agama Katholik. Tepatnya di Vatikan, kebijakan keagamaan umat Katholik terpusat di sana.
Namun siapa yang mengira, ternyata kota yang identik dengan Katholik itu memiliki sebuah masjid megah yang berdiri sejak lama, yaitu Masjid Agung Roma, atau yang biasa disebut “Grande Moschea Masjid”. Tidak tanggung-tanggung Masjid ini merupakan masjid besar dengan kapasitas 12.000 jamaah.
The Mosque of Rome ( Italia : Moschea di Roma ) adalah masjid terbesar di Italia dan Eropa . Ini memiliki area seluas 30.000 m 2 (320.000 sq ft) dan dapat menampung 12.000 orang. Bangunan ini terletak di Acqua Acetosa daerah, di kaki dari Monti Parioli , utara kota. Selain sebagai kota masjid , itu adalah kursi dari Pusat Kebudayaan Islam Italia
Dari lembah Tiber, masjid itu tampak menjulang tinggi menyaingi Montenne, sebuah bikit yang sangat subur di utara kota Roma. Bagi penduduk Roma yang mayoritasnya penganut Katolik Roma, mereka juga bangga dengan adanya sebuah bangunan yang didominasi warna kuning muda itu. Bangunan pusat kegiatan umat Islam itu, mereka nilai, memiliki keistimewaan di banding dengan berbagai bangunan megah lainnya yang ada di kota itu. Di antara keistimewaannya, enam belas kubah ditambah sebuah kubah besar di tengah yang atasnya dihiasi dengan bulan sabit, serta sebuah menara berbentuk pohon palem setinggi 40 meter.
Masjid ini begitu bersih. Karpet seperti tak berdebu karena sering divakum. Masjid yang dilapisi lantai batu merah berseling marmer juga tampak . Terasa sangat sejuk, walaupun udara di luar lumayan panas. Tak heran, karena Masjid ini memang dirancang dengan sistem udara terbuka. Dibangun juga taman dengan beragam tumbuhan di sekitarnya. Letak Masjid yang memang dekat dengan hutan kota juga menambah keteduhan.
Komplek masjid dan Islamic Cultural Center Roma ini memang sengaja dirancang bagi muslim kota Roma dari berbagai kalangan. Pada saat dibangun komplek ini disediakan bagi muslim disana yang diperkiarakan mencapai 20 ribu jiwa namun sayangnya tidak ada angka akurat terkait jumlah muslim disana, namun yang sudah terjadi di tiap pelaksanaan sholat hari Raya di komplek ini dihari oleh lebih dari 15 ribu jemaah hingga sholat terpaksa dilaksanakan dalam tiga gelombang.
Keberadaan masjid di tengah Kota Roma itu, tak terlepas dari jasa almarhum Raja Faisal bin Abdul Aziz, Raja Saudi Arabia yang meninggal pada 1975. Menurut Faisal, Kota Roma, di mana menetap sekitar 40 ribu Muslim pada 1970-an (sekarang terhadap sekitar 100 ribu Muslim di Roma dan 250 ribu Muslim di seluruh Italia), sudah seharusnya jika mereka memiliki sebuah masjid. Rencana Raja Faisal itu baru teralisir pada 1974, ketika Presiden Italia Giovanni Leone berkunjung ke Saudi Arabia.
Pada pertemuan kedua pemimpin itu, Raja Faisal mengemukakan, rencana pembangunan masjid itu selain sebagai tempat ibadat dan kegiatan umat Islam di Italia, juga bisa dimanfaatkan untuk menjalin hubungan akrab serta berdialog antara umat Islam dan Kristen, yang selama itu, khususnya di Italia selalu diwarnai dengan gejolak dan sentimen keagamaan.
Geovanni menyambut baik usulan Faisal. Bahkan ia berjanji akan menyediakan tanah untuk lokasi pembangunan masjid itu di Roma. Namun ia memberi syarat, antara lain pihak Raja Faisal harus menyediakan seluruh dananya. Faisal langsung menyetujui.
Dan Saudi Arabia telah menyumbangkan tak kurang dari 30 juta dolar (lebih 60 miliar rupiah) untuk masjid itu. Pada tahun itu juga, sebuah komite ahli untuk menangani pembangunan masjid dibentuk. Mereka lalu memilih Paulo Portoghesi dan Insinyur Vittorio Gigliotti, untuk mengerjakan interius masjid, dan arsitek irak Sami Mousawi untuk eksteriurnya. Pada 1976, dari segi teknis tampaknya pembangunan masjid Roma itu akan segera terealisir. Namun ternyata, faktor non teknis telah menghambat pembangunan tempat peribadatan itu. Dan akhirnya pada 21 Juni 1995, Masjid Agung Roma pun diresmikan.
Sekelompok kecil komunitas muslim kota Roma termasuk korp diplomatic dan para perwakilan Negara Negara sahabat untuk Italia dan Vatikan. Setidaknya adalah 23 negara yang turut ambil bagian dalam pendanaan pembangunan masjid ini. duta besar Negara negar Islam menempati 11 dari 13 kursi dewan administrasi Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam tersebut, dan dua kursi sekretaris Jenderal dijabat oleh perwakilan Persatuan Mahasiswa Muslim di Italia.
Pusat kebudayaan Islam dan Masjid Agung Roma telah menjadi sebuah etalase yang dengannya warga kota Roma dapat mengerti dan memahami atau setidaknya mendapatkan imformasi tentang Islam sebagai sebuah agama dan Peradaban.
Masjid dan Pusat Kebudayaan Roma terbuka untuk kunjungan umum dua kali dalam sepekan dengan tingkat kunjungan mencapai dua ribu hingga tiga ribu pengunjung perbulan. Komplek ini juga telah menjadi salah satu tujuan wisata penting kota Roma dan sudah dimasukkan dalam peta panduan Wisata resmi kota Roma seperti pada the Michelin Tourist Guide.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar