Jumat, 29 November 2013

Masjid Sultan Ternate (Ternate, Indonesia)

Masjid Sultan Ternate
Jl. Sultan Khairun, Kel. Soa Sio, Kec. Ternate Utara,
 Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara






Kota Ternate adalah sebuah kota yang berada dibawah kaki gunung api Gamalama pada sebuah Pulau Ternate di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ternate menjadi satu kota otonom sejak 4 Agustus 2010, dan menjadi Ibukota sementara Provinsi Maluku Utara sampai Sofifi yang menjadi ibukotanya di Pulau Halmahera siap secara infrastruktur.









Masjid Tua Ternate terletak di Desa Soasio, Kecamatan Ternate, Kabupaten Maluku Utara, Provinsi Maluku, kapasitas Masjid mampu menampung jamaah sampai 2000 jamaah. Daerah di sekitar masjid terdapat bukit, gunung, laut, dan pantai pasir putih. Dibelakang kelihatan gunung Gamalama yang masih mengeluarkan asap, sedangkan di depannya laut. Masjid Tua Ternate merupakan bagian keraton Kesultanan Ternate dan letaknya kurang lebih 150 m dari pantai. Arah hadapnya ke timur dengan bentuk arsitektur merupakan gabungan antara Romawi dan Persia.


Lihat Peta Lebih Besar










Masjid Sultan ini diperkirakan telah dirintis sejak masa Sultan Zainal Abidin, namun ada juga yang beranggapan bahwa pendirian Masjid Sultan baru dilakukan awal abad ke-17, yaitu sekitar tahun 1606 saat berkuasanya Sultan Saidi Barakati. 





Hingga sekarang, belum ditemukan angka valid sejak kapan sebetulnya Masjid Sultan Ternate didirikan. Akan tetapi, melihat kenyataan sejarah, sebelum Sultan Saidi Barakati naik tahta, Kesultanan Ternate telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik di bidang keagamaan, ekonomi, maupun angkatan perang. Perjuangan Sultan Khairun (1534-1570) yang dilanjutkan oleh penerusnya, yaitu Sultan Baabullah (1570-1583) untuk mengusir pasukan Portugis, misalnya, menjadi salah satu fase kegemilangan Kesultanan Ternate Sekitar setengah abad sebelum berkuasanya Sultan Saidi Barakati. Sehingga, perkiraan bahwa Masjid Sultan Ternate baru dibangun pada awal abad ke-17 tidak memiliki alasan yang cukup kuat.








Sebagaimana Kesultanan Islam lainnya di Nusantara, Masjid Sultan Ternate dibangun di dekat Kedaton Sultan Ternate, tepatnya sekitar 100 meter sebelah tenggara kedaton. Posisi masjid ini tentu saja berkaitan dengan peran penting masjid dalam kehidupan beragama di Kesultanan Ternate. Tradisi atau ritual-ritual keagamaan yang diselenggarakan kesultanan selalu berpusat di masjid ini. 





Masjid Sultan Ternate dibangun dengan komposisi bahan yang terbuat dari susunan batu dengan bahan perekat dari campuran kulit kayu pohon kalumpang. Sementara arsitekturnya mengambil bentuk segi empat dengan atap berbentuk tumpang limas, di mana tiap tumpang dipenuhi dengan terali-terali berukir. Arsitektur ini nampaknya merupakan gaya arsitektur khas masjid-masjid awal di Nusantara, seperti halnya masjid-masjid pertama di tanah Jawa di mana atapnya tidak berbentuk kubah, melainkan limasan.






Fasilitas yang ada di Masjid Sultan Ternate adalah Parkir, Taman, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana Ibadah. Sedangkan untuk kegiatan di Masjid Sultan Ternate antara lain Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu



Salah satu tradisi yang setiap tahun diadakan di Masjid Tua Ternate adalah Malam Qunut yang jatuh setiap malam ke-16 bulan Ramadhan. Dalam tradisi ini, sultan dan para kerabatnya dibantu oleh Bobato Akhirat (dewan keagamaan kesultanan) mengadakan ritual khusus yaitu Kolano Uci Sabea, yang berarti turunnya sultan ke masjid untuk salat dan berdoa. Usai melaksanakan Tarawih, sultan akan pulang ke kedaton dengan ditandu kembali seperti ketika keberangkatannya ke masjid.



Di kedaton sultan bersama permaisuri (Boki) akan memanjatkan doa di ruangan khusus, tepatnya di atas makam keramat leluhur. Usai berdoa, sultan dan permaisuri akan menerima rakyatnya untuk bertemu, bersalaman, bahkan menciumi kaki sultan dan permaisuri sebagai tanda kesetiaan. Tentu saja, pertemuan langsung antara sultan dan rakyatnya ini menarik minat masyarakat di seluruh Ternate dan pulau-pulau di sekitarnya.




Di Masjid Sultan Ternate ini mempunyai beberapa aturan yang jika kita berkunjung ke Masjid ini harap di perhatikan. Dan tentunya juga Masjid ini menjadi saksi bisu perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah dahulu kala.
Kini dari Masjid ini cahaya islam bersinar menerangi masyarakat sekitar, jika kita suatu saat ke Ternate maka sempatkanlah bersujud di salah satu sudut bumi Allah ini. Mengenang dan mengambil teladan dari spirit pahlawan-pahlawan kakek nenek kita yang berkorban darah dan harta untuk tanah air tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar