Jumat, 29 November 2013

The Islamic Center (Washington DC, Amerika)

The Islamic Center, Washington DC


2551 Massachusetts Avenue Northwest

Washington, DC 20008

(202) 332-8343

theislamiccenter.com




The Islamic Center of Washington adalah masjid dan juga Islamic center di Washington, DC , Amerika Serikat . Kota ini terletak di Embassy Row di Massachusetts Avenue di timur jembatan di atas Rock Creek . Ketika dibuka pada tahun 1957 The Islamic Center of Washington adalah tempat ibadah umat Islam Terbesar di Belahan Barat. Lebih dar 6000 orang menghadiri shalat di sana setiap terlebih di hari jumat.








Lihat Peta Lebih Besar



Washington DC - Amerika Serikat, negara terbesar ke-empat setelah Rusia, Canada dan China. Luas wilayahnya lebih dari 9,6 juta kilometer persegi. Tahun 2000, tercatat jumlah penduduk mencapai 281 juta lebih, tersebar di 50 negara bagian.


Wujud kebersamaan muslim di Amerika, terlihat nyata di Islamic Center, Washington DC. Tempat ibadah dan pusat kegiatan kaum muslim yang menetap atau tinggal sementara di sekitar Washington. Para turis muslim pun tak melewatkan kesempatan mengunjungi Islamic Center. Untuk beribadah sekaligus melihat keindahan arsitekturnya.












Ide mendirikan Islamic Center di ibukota negara, tercetus saat Perang Dunia ke-2 tengah berlangsung. Dana dihimpun dari berbagai kalangan. Seperti Komunitas Kaum Muslim Arab di sejumlah negara bagian Amerika, negara-negara Islam di seluruh dunia, donatur individu, hingga kalangan Kristen di Amerika ikut menyumbang.











Peletakan batu pertama, bertepatan dengan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ke 1420, tanggal 11 Januari 1949. Pembangunannya sendiri berlangsung awal Desember 1949 dengan kontraktor lokal. Keterlambatan proses pembangunan ini disebabkan adanya kendala komunikasi antara arsitek dengan kontraktor.
















Sejumlah penjelasan detail tentang arsitektur masjid terpaksa berulang kali harus diterjemahkan dalam bahasa Arab dan Inggris. Gambar bangunan berikut interiornya, dibuat oleh tenaga-tenaga arsitek dari Kementerian Agama, Kairo, Egypt. Menariknya, selama proses pembuatan gambar, ada keterlibatan seorang arsitek dari Italia, Professor Mario Rossi.

Keindahan ornamen di Islamic Center ini, sebagian buah karya sang profesor, terinpsirasi kemegahan masjid-masjid kuno Kairo. Professor Rossi akhirnya menjadi seorang muslim, dan berganti nama menjadi Muhammad Mahdi.













Selain sholat jum`at berjama`ah, aktivitas seperti pengajian, Sunday School bagi anak-anak atau kajian-kajian tentang Islam, rutin digelar. Keberadaan Islamic Center di ibukota negara adidaya ini, sungguh berarti bagi kaum muslim. Masjid bersejarah ini senantiasa membuka diri untuk dikunjungi oleh siapapun, setiap hari masjiid ini menerima tamu antara 100 hingga 600 orang. Non-Muslim dari Amerika dan luar Amerika datang bergabung dalam sebuah tur. Beberapa tur dilakukan bagi para pejabat Departemen Luar Negeri Amerika yang akan berdinas di dunia Islam atau para pelajar yang akan belajar di negara-negara Muslim.



Mereka datang untuk mengikuti ceramah serta seminar mengenai situasi di Timur Tengah dan apa yang diharapkan dan bagaimana berperilaku di sebuah negara Islam. Selama tur, para pejabat masjid juga memberikan informasi tentang Islam, ajaran-ajarannya dan Nabi Muhammad SAW dan menjawab pertanyaan dari pengunjung yang masih penasaran soal Islam.


Masjid ini juga berisi perpustakaan besar dengan segala macam buku tentang Islam, dan memiliki kelas-kelas untuk pelajaran Bahasa Arab, Al-Qur’an, hukum Islam dan mata pelajaran lain yang terkait agama Islam. "Sayangnya, ruang di Islamic Center tidak memungkinkan kita untuk membangun sekolah di sini, tapi kami berhasil mengatur kelas Sabtu dan Minggu untuk enam kelas."




Masjid ini juga terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat dan mencoba memecahkan sebagian dari masalah mereka. "Kami melakukan konseling perkawinan, kami membantu orang memahami prosedur pemakaman dan penguburan, kami mencoba untuk membantu orang-orang yang belum menikah untuk menikah," kata imam Khouj.

"Kami membeli sebuah kuburan besar dan tersedia bagi umat Islam untuk menguburkan orang yang meninggal secara gratis, karena biaya pemakaman di sini di Amerika Serikat adalah sangat mahal."

Tetapi layanan Islamic Center yang paling membanggakan adalah program da`wah. "Kami memiliki sejumlah besar orang yang masuk Islam di sini setiap bulan," kata imam Khouj. "Kami membuat suatu seminar bagi para mualaf, untuk terlibat dalam agama baru mereka, sehingga mereka memahami dan memiliki visi yang jelas, bukan hanya mengikuti metode-metode tertentu."

Direktur Islamic Center juga menegaskan bahwa penjangkauan mereka melampaui bangunan masjid. "Kami memiliki peserta untuk membantu kami mengirimkan paket buku ke lembaga-lembaga di seluruh AS, khususnya di penjara-penjara di mana orang ingin tahu tentang Islam," katanya.






"Dan kami menerima surat dari pejabat di beberapa penjara yang berterima kasih kepada kami karena setelah menerima Islam para tahanan terdapat perubahan perilaku mereka dan mereka menjadi manusia yang lebih baik. Khouj percaya dengan membantu untuk menyebarkan pesan-pesan Islam adalah peran utama untuk setiap masjid. "Kami mengirim banyak orang ke sekolah, organisasi dan penjara untuk memberikan kuliah tentang Islam.





Anda tertarik mampir ke Masjid ini? 
Presiden Sukarno ke Amerika Serikat tahun 1956. Ketika tiba saatnya shalat, Bung Karno dan rombongan menuju Masjid ini, di sana beliau melakukan sholat. Apabila jalan-jalan ke Washington DC maka saran saya mampirlah sejenak di Masjid Ini sujud di salah satu sudut bumi Allah, bersyukur.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar